kerajaan islam di indonesia

Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan ini terletak di sekitar Lhokseumawe Aceh. Samudra Pasai sudah berdiri sekitar abad ke-13, kapal-kapal asing sudah banyak berlabuh di Bandar Samudra Pasai. Raja pertama Samudra Pasai ialah Sultan Malik al Saleh yang memerintah hingga tahun 1297 M. Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad, yang dikenal dengan sebutan Sultan Malik al Tahir. Samudra Pasai mulai berkembang saat perdagangan di Samudra Pasai semakain ramai. Samudra Pasai berkembang menjadi daerah perdagangan dan penyebaran agama Islam.Oleh sebab itu Samudra Pasai dikenal sebagai Kerajaan Islam pertama di nusantara dan memiliki peranan dalam penyebaran agama Islam di nusantara.

Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16. Pendiri Kerajaan Aceh ini adalah Sultan Ibrahim, yang dikenal dengan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Kerjaan Aceh mulai membesar setelah menguasai Pedir kemudian berkembang setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511 M. Karena Malaka dikuasi oleh portugis sehingga Pelabuhan Kotaraja menjadi ramai karena kedatangan para pedagang yang berasal dari berbagai daerah. Kekuasaan Aceh terus bertambah hingga ke pantai barat Sumatera, yaitu daerah Aru dan Pariaman. Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) Aceh mengalami masa yang gemilang. Wilayah Aceh bertambah luas hingga ke daerah Deli, Nias, dan Bintan, serta beberapa daerah di Semenanjung Malaya meliputi Johor, Pahaang, Perak, dan Kedah. Daerah-daerah ini menghasilkan emas dan lada sehingga Aceh menjadi bertambah kaya sekaligus juga diikuti penyebaran agama Islam.

Kerajaan Demak

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak berdiri pada akhir abad ke-15. Letak Kerajaaan Demak di daerah Bintoro dekat muara Sungai Demak. Pusat kerajaannya terletak antara pelabuhan Bergota dan Jepara. Daerahnya semula hanya sekitar Demak dan merupakan bagian wilayah Majapahit. Kemudian, Demak memisahkan diri dari Majapahit dan berdiri menjadi Kerajaan Demak. Raden Patah adalah salah seorang murid Sunan Ampel di Pulau Jawa Timur. Setelah masuk Islam dan dibantu oleh paraa wali, Raden Patah berhasil menanamkan pengaruhnya di Majapahit.
Beberapa Raja yang memrintah Demak ialah:
- Raden Patah (1478-1518)
- Pati Unus (1518-1521)
- Sultaan Trenggono (1521-1546)

Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya mengalami kemajuan, meski wilayahnya tidak seluas Demak semasa diperintah oleh Sultan Trenggono. Sepeninggalan Sultan Hadiwijaya, Pajang diperintah oleh Pangeran Benowo putra Sultan Hadiwijaya (1575-1586). Pada saat pemerintahan Pangeran Benowo terjadi pemberontakan yang dilakukan olah Arya Pangiri, anak Sunan Prawoto. Berkat bantuan Sutawijaya, anak Ki Ageng Pemanahan juga putra angkat Sultan Hadiwijaya, pemberontakan Arya Pangiri dapat di padamkan. Pemerintahan Pangeran Benowo tidak berlangsung lama, karena diserahkan kepada Sutawijaya. Oleh Sutawijaya, pemerintahan Pajang dipindahkan ke Mataram.

Kerajaan Mataram

Akibat pemindahan pemerintahan dari Pajang ke Mataram, berdirilah Kerajaan Mataram Islam tahun 1586 dengan raja pertamanya Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati (1586-1601). Pada masa Mtaram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sultan di samping dikenal sebagai raja juga pemimpin agama. Kehidupan beragama mendapat perhatian dan pengembangan yang sangat pesat. Sultan Agung dikenal juga sebagai pahlawan nasional karena perannya dalam mengusir penjajah Belanda.

Kerajaan Banten

Banten semula berada di bawah Kerajaan Demak. Ketika Sultaan Trenggono wafat dan terjadi perebutan kekuasaan di Demak, Banten di bawah perintah Faletehan memisahkan diri dari Demak. Banten berdiri menjadi negara sendiri, yaitu Kerajaan Banten. Raja pertamanya adalah Faletehan.Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya yaang bernama Sultan Hasanuddin. Faletehan sendiri kemudian pergi ke Cirebon dan mendirikan kerajaan di sana.

Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan oleh Faletehan dan beliau menjadi rajanya yang pertama. Di samping sebagai raja, Faletehan juga seorang ulama, bahkan beliau sebagai salah seorang Walisongo. Faletehan dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Setelah Faletehan menjadi raja di Cirebon, perkembangan agama Islam di daerah ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Kerajaan Gowa Tallo (Makassar)

Kerjaan ini semula terdiri dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Kemudian, keduanya bergabung menjadi Gowa Tallo. Kerajaan ini bercorak islam. Ibu Gowa Tallo di Sombaopu, sebuah kota pelabuhan transito di Sulawesi Selatan yang ramai. Kerajaan ini oleh masyarakat luas dikenal sebagai Kerajaan Makasar. Di sebut kerajaan Makasar karena letaknya di kota Makasar yang sekarang bernama Ujung Pandang. Setelah bergabung menjadi Gowa Tallo, Raja Gowa Daeng Manrabia menjadi Raja Gowa Tallo dan bergelar Sultan Alaudin. Sedangkan Raja Tallo Karaeng Matoya menjadi perdana menteri (patih) dan bergelar Sultan Abdullah.

Kerajaan Ternate

Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13. Ibu kota kerajaan ini di Sampalu. Letaknya di Kepulauan Maluku bagian Utara. Ketika Bandar Malaka menjadi ramai, permintaan rempah-rempah dari Maluku semakin besar. Bersamaan dengan ini pengaruh Islam masuk ke Ternate. Islam mulai disebarkan ke Ternate pada abad ke-14.

Kerajaan Tidore

Kerajaan Tidore berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Ternate yaitu abad ke-13. Kedua kerajaan ini bersahabat dan hidup berdampingan. Karena Tidore juga kaya rempah-rempah, banyak pedagang yang berlabuh ke Ternate juga singgah di Tidore. Sultan Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku. Pada saat pemerintahannya berhasil memperluas wilayahnya hingga ke Halmahera, Seram, Kai, dan Misol Iran bersamaan dengan penyebaran agama Islam.

Kerajaan Banjar

Letak Kerajaan Banjar ini di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kerajaan Banajar berdiri setelah berhasil memisahkan diri dari Kerajaan Nagaradaha. Berkat bantuan Demak, Kerajaan Banjar berhasil menguasai Kerajaan Nagaradaha. Pendiri kerajaan ini adalah Pangeran Samudra sekitar abad ke-16. Sejarah kerajaan ini dilukiskan dalam Hikayat Banjar.

0 komentar:

Free Blue Multi Glitter Pointer Cursors at www.totallyfreecursors.com